Aku, Merapi dan Hari ini

0 Comments



Salah satu gunung berapi yang paling aktif di Indonesia, sebuah gunung dengan ketinggian 2.913 Mdpl yang terletak di Jawa Tengah dan menjadi salah satu gunung favorit untuk di jelajahi oleh pendaki. Yah, Gunung Merapi. Gunung api yang paling aktif di Indonesia ini menjadi tujuan favorit para pendaki lokal maupun dari luar negeri. Karena itulah sayapun juga ingin menjadi salah satu pendaki dari luar negeri lokal yang ingin mencapai puncak gunung merapi ini...


Tepat pukul 13:30, semua perlengkapan pendakian dalam ceriel dengan kapasitas 70+5 sudah terpacking dengan rapi, setelah melakukan perijinan untuk pendakian 2 hari 1 malam di base camp Barameru. Base Camp Baremeru merupakan satu - satunya pos pendakian yang menjadi pintu masuk resmi dan perijinan untuk melakukan pendakian di Gunung Merapi yang berada di Selo, Boyolali.


Dengan cuaca gerimis mengundang dan berkabut, sekitar pukul 14.00 wib (nunggu hujan reda) saya memulai perjalanan ini sendiri (Soalnya emang berangkatnya sendiri). Diawal - awal perjalanan pendakian, saya hanya berjalan seorang diri dijalanan beraspal berwarna hitam pekat yang masih basah(kena air hujan) sampai New Selo. Tapi setelah berjalan beberapa menit, ternyata banyak para pendaki yang pdkt sama saya 😃😄😄😄😄(kebanyakan cewek #Tapi sama cowoknya😕. Itu bukan tanpa sebab, mungkin karna kasian sama saya yang celingukan sendiri kaya orang ilang..😆😆😆


Diawal pendakian setelah melewati New Selo (New Selo merupakan pos pengamatan Gunung Merapi yang juga dijadikan tempat untuk menikmati keindahan Gunung Merbabu) jalur yang saya lewati berubah menjadi jalan tanah setapak yang licin, sebuah jalan yang juga digunakan oleh para petani untuk menuju ladang mereka yang berada di kaki gunung merapi ini. Sepanjang jalan yang saya lewati ini sangat licin setelah diguyur hujan yang sangat deras sebelum saya berangkat. Dan karna jalan yang licin inilah yang menjadi salah satu basa basi untuk saling mengenal pendaki satu sama lain. Termasuk mereka kepada saya......😜😜😜


Sepanjang jalur, jalanan yang saya lewati becek dan tergenang air, terkadang juga harus memanjat untuk melewati jalur yang terjal dengan hanya pegangan akar atau rerumputan disekitar. Setelah kira - kira satu jam melewati jalan licin dan mananjak sampailah saya di Gerbang TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) yeyyyyy 🙌🙌🙌..... Di gerbang TNGM ini terdapat saung yang bisa kita gunakan untuk berteduh dari terik matahari dan hujan, tempatnya teduh karna disekitarnya terdapat pohon - pohon yang menjulang tinggi ke atas awan. Tempatnya nyaman untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke pos berikutnya.

Gerbang TNGM

Pos berikutnya adalah Pos 1 Watu Belah yang berjarak 500 m dari gerbang TNGM. Jalur untuk menuju pos ini mulai menanjak dan lebih licin dari jalur sebelumnya ya sobbb, pada jalur ini kawasan disekitar berupa hutan dengan berbagai macam pohon dan tumbuhan liar. Saya melewati jalur dengan trek yang curam ini seorang diri gaesss😓😓😓 karena beberapa rombongan yang sempat saya kenal tertinggal cukup jauh dibelakang dan didepan, tapi terkadang gak sendiri juga ko', beberapa kali sempat melewati beberapa rombongan lain yang tidak saya kenal. Kendati kami belum saling kenal, tapi kami tetap melakukan tegur sapa bahkan menyempatkan bercerita sejenak lama (lumayan sambil istirahat).


Satu jam saya melewati jalur ini untuk menuju pos 1 dari gerbang TNGM, pos disini cukup ramai lancar dengan pendaki yang sedang melepaskan lelah. Berhubung tenaga dan cuaca masih memungkinkan untuk dilanjutkan ke pos berikutnya, jadi saya hanya numpang lewat di pos 1 ini .



Pos berikutnya adalah pos 2, pos yang menjadi tujuan saya untuk mendirikan tenda sebelum menuju ke puncak tertinggi gunung merapi. Ada 2 pilihan jalur untuk menuju Pos 2 ini, persimpangan 2 jalur ini berada beberapa meter dari pos 1. Dan setelah berpikir sejenak sambil istirahat, saya memilih jalur kiri untuk menuju pos 2. Dan ternyata jalur yang saya pilih ini cukup terjal dengan trek berbatu, bebatuan yang cukup besar lagi.. ditambah plus pemandangan jurang yang sangat amat curam disebelah kanannya...🙉🙉 Wowwwww banget kan.


Dan untuk melewati jalur bebatuan ini harus sangat hati - hati, selain licin dan banyak celah antar bebatuan, terkadang batu yang akan menjadi pijakan bisa bergeser atau terjatuh. Sekitar satu jam waktu yang kita butuhkan untuk melewati jalur bebatuan yang lumayan extrim itu. Tepat matahari terbenam sampailah aku di Pos II (tepatnya pertigaan pertemuan 2 jalur dari setelah Batu Belah), saya puaskan istirahat disini sambil menikmati pemandangan yang luar biasa indahnya. Walaupun sedikit berkabut, tapi nampak gagah berdiri Gunung Merbabu. Nampak dari kejauhan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing yang diselimuti awan. Udara semakin dingin karena angin berhembus semakin kencang, saya masih menghilangkan lelah bersandar di ceriel memandang keindahan alam dari gunung merapi dengan diiringi tenggelamnya matahari yang ditutupi oleh kabut 🌄🌄🌄

View Gunung Merbabu dari Pos II tempat Camp

Sesuai dengan rencana yang telah saya sepakati dengan diri saya sendiri , dan dikuatkan dengan beberapa pertimbangan dari berbagai sumber dilapangan saya pastikan akan mendirikan tenda pos 2 sebelum pasar bubrah dengan pertimbangan keamanan dari badai yang sewaktu - waktu bisa datang. Sebelum mendirikan tenda, saya sempat bertanya tentang keadaan disekitar area camp, terutama tentang keamanan dan kenyamanan. Terlihat beberapa pendaki yang sedang sibuk mempersiapkan tendanya di area camp pos 2 ini, beberapa pendaki juga ada yang melanjutkan untuk menuju ke pasar bubrah untuk mendirikan tenda disana. Setelah cukup itirahat sambil menikmati senja, saya mempersiapkan tenda yang akan menjadi private area saya. 


Disaat saya sedang membuka perlengkapan tenda, tiba - tiba ada salah seorang yang menegur saya sambil memperkenalkan temannya. Saya tidak begitu asing dengan orang yang menegur ini, karna sepanjang perjalanan saya dan rombongan dia sering bertemu dan bahkan terkadang satu perjalanan walaupun sering terpisah lagi. Setelah saling sapa dia memperkenalkan saya kepada seorang laki - laki seusia saya yang ternyata sedang hiking seorang diri seperti saya. Tak lama kita berbincang karna hari semakin gelap, diujung perbincangan saya menawarkan untuk gabung dengan tenda saya. Kebetulan dia juga tidak membawa perlengkapan tenda untuk camping, karna rencana dia memang untuk naik dan turun dihari yang sama. Dan akhirnya kita bekerja sama mendirikan tenda untuk istirahat dan bermalam di pos 2 ini. Di pos 2 ini area campnya tidak begitu luas dan hanya bisa menampung sekitar 5 tenda saja di tanah yang rata. Tapi terkadang tak sedikit juga beberapa pendaki yang memaksakan mendirikan tenda di tanah yang miring di pos 2 ini.

Kami hangatkan suasana dengan perbincangan tentang motivasi kita dalam Solo Mounteneering, pengalaman - pengalaman kita dalam melakukan pendakian. Ternyata sudah cukup banyak gunung di Indonesia yang telah dia jelajahi, termasuk Gunung Impianku, Gunung Leuser. Kami habiskan malam dengan bincangan hangat sambil menikmati secangkir kopi panas dan beberapa sisa cemilan yang kami bawa. Kami putuskan akan Summit setelah Sholat Shubuh.

Menjelang pagi ternyata cuaca tidak bersahabat, hujan turun yang terkadang disertai badai. Kami pun dengan sabar menunggu sampai hujan reda dan cuaca mendukung untuk Summit. Pagi pun menjelang dan cuaca semakin tidak bersahabat, kabut semakin tebal dan angin pun semakin kencang. 

Tidak terasa hari semakin siang, waktu sudah menunjukan pukul jam 12:00. Cuaca belum juga menunjukan ada tanda - tanda akan membaik, matahari seakan tak mampu untuk menembus kabut yang cukup tebal. Banyak sebagian pendaki yang mulai meninggalkan tempat camping mereka, satu persatu mulai beranjak turun menuju base camp Barameru. Tapi kami berdua tetap bersabar menanti cuaca bersahabat untuk melakukan Summit, kami beruda akan tetap menunggu sampai cuaca benar - benar tenang. Kami habiskan waktu penantian yang panjang itu dengan obrola santai dan penuh makna, saling berbagi pengalaman dalam berpetualang. Terutama aku, aku cukup antusias mendengarkan teman yang aku temukan semalam ini ketika ia bercerita tentang petulanganya tentang gunung - gunung yang belum pernah aku kunjungi dan menjadi gunung impianku untuk aku daki.

Ditengah obroan ringan itu tiba - tiba tak terasa badan kami mulai terasa panas, kami pun beranjak keluar untuk melihat keadaan cuaca. Dan ternyata sinar matahari perlahan mulai menembus kabut yang mulai menipis, mungkin cahaya ini yang membuat keadaan didalam tenda menjadi hangat. "Harapan itu ada, Merapi tak pernah ingkar janji..." ungkap kami berdua...

View Pasar Bubrah

Kami memang bertekad pendakian ini harus sampai puncak, kami yakin Merapi akan menunjukan puncaknya dan mengusir kabut dan badai. Merapi tidak akan pernah ingkar janji untuk menunjukan keindahanya pada setiap pendaki yang mengunjunginya. 


View Gunung Merbabu - Gunung Sindoro - Gunung Sumbing - Gunung Andong

Pukul 13:00 kami mulai Summit. Udara cukup cerah walaupun terkadang masih kami rasakan rintik hujan. Tampak jelas nan jauh disana berdiri dengan kokoh Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing yang diselimuti awan jingga, nampak juga disebelah kami sabana yang hijau menyelimuti Gunung Merbabu. Indah sekali pemandangan saat itu. Sepanjang trek menuju Puncak Merapi didominasi oleh bebatuan, dari yang besar sampai yang kecil - kecil atau kerikil. Setelah melewati Pasar Bubrah, trek mulai menanjak cukup terjal dengan jalanan berpasir. Cukup susah memang untuk melewati jalanan berpasir ini, tapi kami semangat karena puncak telah menampakan ketinggianya. 

Jalur Menuju Puncak Barameru

Satu setengah jam kami harus melewati jalanan berbatu dan berpasir untuk menuju puncak Barameru. Begitu indah pemandangan alam terlihat dari puncak Merapi, nampak sebuah kawah yang masih aktif mengeluarkan asap di bawah sana. Sebuah kawah yang pernah menyemburkan awan panas ratusan meter disaat meletus, kawah yang dikelilingi tebing berbatu. Aku sempat merinding dan bergemetar melihat begitu dalamnya kawah dari puncak ini, tidak ada pengaman atapun penghalang yang membatasi tebing ini. 


Puncak Barameru

Hanya kehati - hatian dan kewaspadaan kita yang harus kita jaga selama dalam menikmati puncak Barameru ini. Aku cukup puas bisa menapakan kaki dipuncak Merapi ini, tapi tidak dengan Vityan. Berdiri di Puncak Tusuk Gigi adalah tujuanya. Puncak berbatu yang menjulang tinggi, dengan kawah disekelilingnya. Aku semakin gemetar melihat puncak yang menjadi tujuan Vityan, puncak yang harus dilalui dengan merayap di tebing. Karena melihat aku gemetar dan anginpun masih cukup kencang, akhirnya Vityanpun mengurungkan niatnya untuk mencapi puncak Tusuk Gigi itu. Aku bersyukur sekali karena aku tidak jadi mengambil gambar dia ketika dia diatas puncak itu dari tempat yang sangat aku takuti.


Menikmati udara di Puncak Merapi

Karena waktu yang semakin sore, kamipun beranjak turun ketempat camp. Sesampianya ditempat camp kami sesegera mungkin merapikan perlengkapan camping kami. Kami tidak ingin kemalaman sampai di base camp barameru nanti. Setelah semuanya terpacking di ceriel kami masing masing, kami segera meninggalkan tempat camp kami. Target kami 2 jam harus sampai pos base camp Barameru. Dengan cepat kami menelusiri jalan berbatu yang curam sebelum pos Batu Belah, satu persatu kami lalui beberpa rombongan pendaki yang sedang turun. Sesekali kami pun terkadang berpapasan dengan pendaki yang akan menuju puncak Merapi. Kami percepat langkah kami setelah melewati Pos Batu Belah, karena jalur ini sudah mulai trek tanah walalupun licin tapi jalur ini masih bisa dilalui dengan agak sedikit berlari.


Puncak Barameru

Hanya satu jam waktu yang kami butuhkan untuk menuju base camp Barameru, terlalu cepat memang. Kami pun tidak percaya secepat itu kami bisa melawati jalanan licin dan berbatu dari pos II menuju base camp Barameru. Kami memang mengejar waktu, selain untuk seseorang yang menghawatirkanku, ada tujuan lain lagi yang harus aku jelajahi setelah ini. Pantai - pantai di Jogja. Ya, aku akan menjelajahi pantai setelah dari sini. Solo Traveling. Sebuah petulangan yang aku persembahkan untuk kamu, kamu yang menjadi semangatku, kamu yang selalu menghadirkan impian - impian baru untuk kita. Untuk Aku dan Kamu.


You may also like

Tidak ada komentar: