Sate Klatak Pak Pong - Bantul

0 Comments
 Warung Sate Pak Pong di Bantul

Jadi ini sate klatak yang legendaris itu.
Sate. Mungkin sudah tidak asing lagi kita mendengar jenis kuliner ini. Irisan daging kecil yang ditusuk dengan iratan bambu. Daging yang digunakan biasanya adalah : Daging kambing muda, daging sapi, daging ayam, daging kelinci dll.

Cara pengolahannya pun unik. Yaitu dengan dibakar di atas bara arang kayu. Penyajiannya adalah dengan baluran bumbu yang beraneka ragam. Bergantung pada varian resep dan asal daerah masing - masing. 

Sate merupakan hidangan yang populer di Indonesia. Nama sate yang diperkirakan bermula dari pedagang jalanan yang berada di Jawa sekitar abad ke - 19 ini, berasal dari bahasa Tamil. Bersamaan dengan semakin banyaknya pendatang dari Arab dan pendatang Muslim Tamil dan Gujarat dari India. Hal ini yang menjadi alasan populernya penggunaan daging kambing dan domba sebagai bahan sate yang disukai oleh warga keturunan Arab.

Dan sekarang, sate sudah mulai berkembang di seluruh wilayah Indonesia. Bahkan di beberapa negara. Seperti : Malaysia, Singapore dan Thailand. Dan di setiap daerah pasti memiliki jenis sate yang khas dari resep bumbu maupun bahan dagingnya.

Tak terkecuali dengan di Provinsi Yogyakarta ini. Sate Klatak.

Sate klatak adalah sate daging yang hanya diberi bumbu dengan garam saja. Tapi ada yang ditambahkan dengan sedikit merica. Daging yang digunakan umumnya adalah daging kambing muda. Walaupun saat ini mulai ada beberapa warung yang menyajikan dengan daging sapi.

Uniknya, sate klatak ini menggunakan jeruji sepeda sebagai tusuknya. Yang alasanya adalah supaya daging bisa matang secara lebih merata dengan penghantar besi tersebut. 
Masuk akal.....

Tapi, yang jauh bikin lebih penasaran dari beberapa keistimewaan dan keunikan sate klatak itu sendiri adalah namanya. Sate Klatak. Apa ya filosofi dari nama tersebut.

Dan ternyata kata Klatak yang melekat pada nama sate ini adalah berasal dari bunyinya. Jadi disaat pembakaran atau pemanggangan diatas bara api itu terdapat bunyi ledakan - ledakan kecil dari garam yang melekat pada daging tersebut. Yang bunyinya "Klatak...klatak...". Sehingga dinamakanlah sate tersebut "Sate Klatak".

Terlepas dari sebuah nama klatak tersebut, sejarah sate klatak sebenarnya tidak lepas dari peran Mbah Ambyah. Konon dikisahkan Mbah Ambyah ini memiliki banyak sekali kambing. Dan munculah ide menjual sate kambing. Awalnya Mbah Ambyah berjualan di bawah pohon melinjo, yang turun temurun sampai ke anak cucunya. Lalu banyak yang mengikuti jejaknya dengan dibukanya beberapa warung yang menjual sate juga di lokasi yang berdekatan. Sehingga ada beberapa yang beranggapan bahwa nama sate klatak ini berasal dari warung yang berada di bawah pohon melinjo itu. Klatak adalah nama buah melinjo.

Apapun anggapan dari asal usul nama sate klatak, saat ini nama sate klatak telah melekat di Provinsi Yogyakarta. Tepatnya di Bantul. Makanan ini telah menjadi tujuan kuliner bagi para pelancong yang mengunjungi Kota Jogja.

Dan Sate Klatak Pak Pong inilah yang paling banyak dikenal kalangan wisatawan. 
Letaknya di : Jalan Imogiri Timur KM. 10, Wonokromo, Bantul.


Satu Porsi Sate Klatak

Satu porsi sate klatak hanya terdapat dua tusuk. Tapi liat. Satu tusuk sate ini terdapat 8 irisan daging yang ukurannya cukup besar. Jadi bakalan puas. Warna dagingnya merah muda kombinasi coklat dan ada sedikit warna hitam di setiap ujung dagingnya.

Empuk. Teksturnya lembut. Tidak alot. Dan tidak bikin daging nyelip di sela gigi. Rasa asinnya gurih. Paduan bumbunya adalah kuah gulai. 

Cara makannya tuangkan kuah gulai ke dalam nasi yang hangat. Lalu makan nasinya. setelah itu makan satenya. Uenak tenannn...
Kalau yang suka pedas, ada irisan cabe juga. Atau bisa juga tambah kecap.

Tengkleng Pak Pong

Di warung Pak Pong ini bukan hanya menyajikan sate klatak saja. Tapi ada berbagai menu pilihan daging kambing lainnya. Seperti yang satu ini. Tengkleng kambing. Rasanya gurih puolllll. Sedikit manis dan ada asinnya. Dagingnya yang luar biasa. Empuk tenan. Ga perlu susah payah memisahkan daging dari tulangnya. Dengan gigitan pertama pun, daging itu sudah terlepas dari tulang belulangnya. 

Jogja memang istimewa. Dengan Kulinernya.


You may also like

Tidak ada komentar: